Kita semua tahu bahwa sekarang Indonesia tengah menghadapi Pandemi COVID-19. Pandemi
COVID-19 sangat berdampak terhadap seluruh sektor kehidupan, termasuk sektor pendidikan.
Menanggapi hal ini, Pemerintah menerapkan kebijakan untuk mencegah serta memutus rantai
penyebaran kasus COVID-19 yaitu wajib melakukan 5M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga
jarak, Menjauhi kerumunan, Mengurangi mobilitas). Langkah pemerintah yang selanjutnya ialah
mengubah proses pembelajaran. Yang tadinya pembelajaran kita lakukan secara tatap muka, kini harus
dilakukan secara daring atau secara jarak jauh.
Sistem pembelajaran daring ialah pembelajaran yang dilakukan di dalam jaringan atau secara
online, yang sifatnya terbuka sehingga dapat menjangkau peserta dalam jumlah yang banyak.
Pembelajaran ini membutuhkan media yang mendukung proses pembelajaran, seperti komputer, laptop,
ponsel.
Pembelajaran secara daring mulai digunakan ditengah pandemi COVID-19, sejak Maret 2020
pendidikan di Indonesia dipaksa untuk siap melakukan pembelajaran daring dengan segala keterbatasan
yang ada. Di tengah pandemi, segala proses pembelajaran dialihkan secara study from home mulai
jenjang PAUD hingga perguruan tinggi. Hal ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan
dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).
Tantangan Pembelajaran Daring ditengah Pandemi COVID-19 dan Solusi yang Dapat Diterapkan
Tantangan pembelajaran merupakan berbagai kendala yang menjadi permasalahan selama
proses pembelajaran daring berlangsung. Tentunya ketika kita yang terbiasa melakukan pembelajaran
secara tatap muka, namun secara mendadak harus melakukan pembelajaran secara daring akan
menghadapi tantangan dalam proses pembelajaran tersebut.
Adapun tantangan pembelajaran secara daring sebagai berikut:
1. Tugas yang Membludak
Tantangan pertama ini dihadapi oleh para pelajar dan mahasiswa. Di masa awal
pandemi, seluruh pengajar baik guru maupun dosen memberi tugas dan dikumpulkan dalam
waktu yang berbarengan. Kondisi ini menyulitkan kita dalam mengatur waktu dan menentukan
prioritas tugas tersebut. Sehingga hal ini menyebabkan banyak dari kita yang mengalami stres
dengan kondisi ini.
Kini, secara perlahan situasi mulai membaik karena seringnya sosialisasi dalam
menghadapi tantangan pembelajaran daring. Adapun kini solusi yang dilakukan pengajar
terhadap pemberian tugas ialah dengan memberi tugas dengan waktu pengumpulan yang lebih
lama.
2. Biaya Kuota Internet yang Boros
Dalam proses pembelajaran daring yang menggunakan aplikasi Zoom dan video
conferences lainnya bisa memperbesar kuota. Oleh karena itu, kondisi ini membuat kita harus
menyediakan uang untuk membeli internet yang cukup banyak.
Adapun solusi dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini ialah dengan bantuan kuota
dari pemerintah. Tetapi, tidak bisa dipungkiri jika masih ada kemungkinan pemborosan kuota.
3. usah Sinyal
Ketika melaksanakan kelas saat pembelajaran daring yang dilakukan menggunakan
platform video conference seperti Zoom, ataupun Google Meet, tentunya suka terhalang karena
gangguan sinyal. Sehingga membuat penyampaian materi yang disampaikan kurang maksimal.
Sebagian kita pun juga kesulitan dalam mendengarkan materi yang sedang dijelaskan karena
terputus-putus suaranya.
Solusi yang diberikan oleh pengajar ialah dengan memberikan materi dalam bentuk
video ataupun softcopy yang nantinya bisa dilihat dan dibaca kembali oleh pelajar untuk
memahami kembali materi tersebut.
4. Jaringan Internet yang Belum Tersedia di Daerah Pedesaan
Masih terdapat daerah di Indonesia yang belum merasakan layanan internet karena
pemerataan internet yang belum merata. Sehingga banyak wilayah terpencil atau pedesaan
yang kesulitan dalam pembelajaran online. Karena susah terjangkaunya jaringan internet,
akibatnya proses pembelajaran tidak dapat dilakukan secara maksimal.
Adapun seharusnya pemerintah segera melakukan pemerataan layanan internet dengan
menggunakan Satelit Satria. Sehingga wilayah terpencil atau pedesaan dapat melakukan proses
pembelajaran secara maksimal.
5. Sulit Disiplin
Beberapa pengajar memang menjunjung tinggi nilai kedisiplinan. Ketika kelas
berdasarkan jadwal dimulai saat jam 8 pagi maka seluruh pelajar wajib harus online di jam
tersebut. Padahal, terkadang suka terdapat kendala internet yang menyebabkan pelajar
terlambat online di kelas tersebut. Hal ini berpengaruh terhadap penilaian kedisiplinan para
pelajar. Sehingga hal ini membuat tekanan bagi kita sebagai pelajar.
Jika kita lihat poin diatas, potret pembelajaran daring di Indonesia menunjukkan bahwa
masih terdapat berbagai kendala yang menjadi tantangan proses pembelajaran. Adapun
tantangan utama nya ialah biaya kuota internet yang boros dan susah sinyal. Oleh sebab itu,
untuk menangani masalah biaya kuota yang boros, Pemerintah diharapkan dapat memberikan
bantuan kuota yang sangat amat sesuai dengan kebutuhan mahasiswa agar mahasiswa dapat
dengan mudah mengakses pembelajaran secara daring dan tidak terjadi lagi pemborosan kuota.
Sedangkan untuk menangani masalah susah sinyal, Pemerintah diharapkan dengan cepat
melakukan pemerataan sinyal sehingga seluruh wilayah dapat terjangkau oleh layanan internet
dan tidak terjadi ketimpangan sinyal.
Komentar
Posting Komentar